
Bapak Yohanes Bayu Samodro selaku Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik melakukan kunjungan ke Taman Seminari Santo Vincentius, Gunung Putri pada tanggal 22 Februari 2021. Beliau disambut oleh RD. Marselinus Wahyu Dwi Harjanto selaku Pastor Paroki Keluarga Kudus Cibinong dan RD. Yohanes Suparto selaku Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor.
Romo Wahyu memulai acara dengan doa pembuka, dilanjut dengan sambutan oleh Ibu Florentina Winarsih selaku ketua panitia acara. Dalam sambutan singkatnya, Bu wiwin menyampaikan proses perjalanan terbentuknya Taman Seminari. Awalnya umat ingin anak-anaknya bersekolah di sekolah Katolik ,tetapi karena kondisi sekolah Katolik yang cukup jauh dari stasi Gunung Putri,maka Wanita Katolik Keuskupan Bogor ingin mencoba “Apakah mungkin sekolah Katolik dibuat di stasi?”.Akhirnya, didirikanlah Taman Seminari yang sangat sederhana dan diresmikan tanggal 2 Agustus 2018 oleh Mgr.Paskalis Bruno Syukur selaku Uskup Keuskupan Bogor, (Almarhum) RD. Agustinus Suyatno, RD. Alfonsus Sombolinggi, dan RD. Markus Lukas.
Dalam sambutan Romo Wahyu,dimana beliau tidak mengetahui secara intens tentang Taman seminari ini, dikarenakan pandemi sehingga KBM dilakukan secara online, Romo Wahyu sangat berterimakasih atas kedatangan bapak Bayu karena pemerintah masih memperhatikan dan peduli kepada warganya. Romo Wahyu berharap Taman Seminari ini menjadi tempat yang cerah untuk masa depan anak-anak terutama yang berada di Stasi Vincentius Gunung Putri.
Selanjutnya,sambutan oleh Ibu Rosentina Lopes mewakili Bimas Katolik Jawa Barat. Beliau mengatakan Taman seminari ini berdiri karena adanya kerinduan untuk bersekolah di sekolah Katolik. Dan juga, Taman Seminari di Jawa Barat baru ada satu ,yakni di karawang. Awal dibukanya taman seminari ini, sebanyak 50 anak berbondong-bondong bersama orangtua mereka untuk mendaftarkan diri sebagai siswa/i. Sungguh antusiasme yang sangat luar biasa!
Bimas Katolik sangat senang apabila Taman seminari bisa lulus bersyarat oleh Direktoral Jenderal sehingga SK segera terbit untuk membantu dana operasional pembangunan Taman Seminari ,juga memberikan peluang kepada orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah Katolik yang murah.
Sambutan selanjutnya oleh Vikjen Keuskupan Bogor, Romo Parto menyampaikan terimakasih kepada pemerintah Indonesia melalui Bapak Dirjen Yohanes Bayu yang memperhatikan gereja yang hadir bagi warganya. Perhatian dari Bapak Dirjen sangat disyukuri karena hal ini menjadi berkat yang besar bagi Keuskupan Bogor. Apalagi tahun ini temanya “Evangelisasi Transformasi” yang berangkat dari kebijakan Sinode yang berjudul “Pastoral Transformatif” salah satu perhatiannya adalah “Pendidikan”. Romo parto mengatakan pendidikan menjadi keprihatinan seluruh keuskupan. Dimana akses sekolah untuk anak-anak Katolik banyak yang mengalami kesulitan. Ketika nanti pemerintah sudah memberikan perhatian yang sangat besar ,diharapkan agar Taman Seminari menjadi tempat yang menghadirkan Gereja dan memiliki nilai-nilai injili.

Terakhir,sambutan oleh bapak Yohanes Bayu selaku Dirjen Bimas Katolik. Beliau menyampaikan bahwa Taman Seminari adalah sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang dibina oleh Kementrian Agama. Sedangkan Taman Kanak-kanak (TK) dibina oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Taman Seminari adalah bagian dari pendidikan keagamaan khas Katolik. Tujuannya untuk mendalami keagaaman Katolik dan membentuk kader-kader Katolik dimasa yang akan datang. Di Indonesia, sekolah menengah agama Katolik jumlahnya baru mencapai 40. Dari 40 hanya ada 3 yang berstatus negeri yaitu di Sumatra Utara, Flores, dan Sorong Papua. Beliau mengatakan bahwa Taman Seminari memang belum dikategorikan resmi menjadi pendidikan keagamaan Katolik berdasarkan payung hukum legal, tetapi taman seminari ada dalam naungan Dirjen Bimas Katolik yang memberi ijin operasional. Beliau berharap Taman seminari bisa terus semakin berkembang tidak hanya disatu tempat saja,melainkan di beberapa lokasi.

Acara dilanjut dengan pembagian rosario dan foto bersama dengan anak-anak taman seminari beserta para pengurus taman seminari. Kepala sekolah Taman seminari Santo Vincentius mengajak Dirjen Bimas Katolik untuk melihat ruangan kelas yang dipakai untuk proses belajar mengajar taman seminari. Acara ditutup dengan makan bersama dengan tetap menjalankan protokol kesehatan new normal.