Memaknai Hari Raya Epifani dengan Menjadi Cahaya Bagi Orang Lain

Hari Raya Epifani, juga dikenal sebagai Hari Penampakan Tuhan, yang menandai kunjungan tiga majus yaitu Melkior, Kaspar, dan Baltasar  kepada Yesus, sang “Cahaya Para Bangsa”. Tiga Majus ini dilambangkan dari benua Asia, Afrika, dan Eropa, serta menjadi simbol kebersamaan dan kesatuan.

Dalam kotbah nya pada Minggu (05/01), RD. Yulius Eko Priyambodo menyampaikan pesan untuk menjadi cahaya seperti mereka, kita diajak mengikuti tiga pola dasar:

  • Pertama, “Cari” Tuhan dengan menggunakan keahlian dan talenta. Apakah kita sudah menggunakannya untuk mencari Tuhan?
  • Kedua, “Hadapi” cobaan dengan tetap tegar dan berbagi kasih. Meskipun mengalami kesulitan, kita harus terus berbagi.
  • Ketiga, “Yakini” iman melalui ekaristi, adorasi, dan persembahan rohani. Kita diajak menghayati iman seperti tiga majus yang membawa tiga hadiah – emas, kemenyan, dan mur – melambangkan raja, imam, dan nabi.

Sebagai umat Katolik, kita juga diajak menjadi raja, imam, dan nabi melalui pembaptisan. Kita harus terus menghayati iman dan menjadi cahaya bagi orang lain.

Tradisi Hari Epifani sampai saat ini masih dilestarikan, seperti memberkati rumah dengan kapur dan menuliskan nama tiga Raja pada pintu rumah ( 20 + C + M + B + 25) sebagai simbol:

– C: Caspar (Kaspar)

– M: Melchior (Melkior)

– B: Balthazar (Baltasar)

– Angka 20 dan 25: tahun saat ini

Tulisan ini melambangkan perlindungan dan berkat, kesatuan iman dan kehidupan, serta mencari Tuhan seperti tiga Raja. Mari kita teruskan tradisi ini dengan penuh makna dan kasih khususnya dalam gereja kecil yakni keluarga kita masing-masing.

Artikel dan Foto by (Jein dan Bryan KOMSOS Vincentius)

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *