Masa depan anak muda ditentukan oleh langkah yang mereka ambil hari ini, langkah kecil yang lahir dari rasa penasaran, kekhawatiran, bahkan ketakutan. Semua perasaan itu membutuhkan kekuatan dan dukungan agar dapat menjadi pijakan untuk bergerak maju. Rasa percaya diri sangat dibutuhkan untuk menciptakan perubahan. Pada Jumat, 18 Juli 2025, Misdinar PSVGP menyelenggarakan kegiatan pembekalan untuk para lulusan SMA. Kegiatan ini dihadiri oleh 21 peserta, yang terdiri dari anggota misdinar maupun dari luar misdinar, seperti Sekami, pemazmur, berbagai lingkungan, bahkan dari paroki lain, yakni Paroki Keluarga Kudus Cibinong. Dalam sesi sharing, para peserta mengungkapkan kekhawatiran mereka seperti perkuliahan saat merantau, bekerja sebelum kuliah, atau kesulitan melanjutkan pendidikan.


Dalam materinya, Romo Eko menekankan pentingnya keterlibatan dalam komunitas gereja baru ketika kita berpindah domisili. Beliau menyarankan agar setelah 6 bulan tinggal di tempat baru, kita segera mencari ketua lingkungan sebagai langkah awal untuk terlibat aktif di gereja. Romo Eko juga berpesan agar kita senantiasa mengandalkan doa dalam setiap langkah hidup kita. Pak Tomy mengingatkan kami agar tidak menjadi mahasiswa yang “ngambang, ngalir, dan hanyut”, yaitu tidak punya arah, mudah terpengaruh, dan akhirnya kehilangan kendali atas hidup sendiri. Sebaliknya, sebagai mahasiswa Katolik, kami diajak untuk “berenang”. Meskipun banyak gaya, namun punya arah dan tujuan yang jelas. Bu Risma menyampaikan bahwa kita harus menjadi “garam dan terang” bagi sekitar. Kita harus berani menjadi diri sendiri, tidak takut bersinar, dan memiliki prestasi baik secara akademik, nonakademik, maupun dalam organisasi. Apa yang keluar dari hati kita akan berdampak bagi orang lain.

Sementara itu, Om Thomas menutup dengan materi “Journey To Be A Winner”. Menurut beliau, seorang pemenang adalah pribadi yang mampu melakukan perubahan. Kunci sukses pelajar menurut beliau adalah dekat dengan Tuhan dan orang tua, rajin belajar, pandai mengatur waktu, jujur, dan suka membaca. Kegiatan ditutup dengan doa bersama dalam lingkaran besar sebagai simbol persatuan dan harapan. Kami sangat bersyukur atas pengalaman ini karena mendapatkan banyak pelajaran berharga untuk melangkah lebih mantap menuju masa depan.
(Artikel by Agnes, Misdinar Vincentius)