Perayaan Kamis Putih: Mengenang Kasih, Pelayanan, dan Keselamatan

Kamis Putih merupakan peringatan bagi umat Katolik terhadap peristiwa perjamuan malam terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya, sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Kamis Putih merupakan salah satu dari rangkaian Tri Hari Suci Paskah, yang juga meliputi Jumat Agung dan Sabtu Suci. Peristiwa ini diperingati sebagai sebuah momen untuk mengenang di mana Yesus mendekati masa kematian-Nya. Selain itu, Kamis Putih juga merupakan waktu bagi umat Katolik untuk meneladani nilai-nilai yang diajarkan oleh Yesus, seperti melayani, rendah hati, berdoa, mengasihi, dan mengampuni sesama manusia. Peristiwa perjamuan terakhir Yesus juga dikenal sebagai pembasuhan kaki para murid-murid-Nya, dimana Yesus memberikan contoh tentang bagaimana seseorang yang berada di atas bukanlah pihak yang harus dilayani, tetapi ia yang harus melayani. Pembasuhan ini juga terdapat nilai-nilai yang dapat diteladani, seperti melayani, rendah hati, dan menyadarkan diri bahwa nafsu dunia akan membawa kepada maut.

Pada tanggal 28 Maret 2024, Perayaan Kamis Putih dilaksanakan di Paroki St. Vincentius a Paulo Gunung Putri yang diselenggarakan sebanyak dua kali, yaitu pada pukul 18.00 sore dan 21.00 malam. Misa pertama yang dipimpin oleh RD. Alexander Ardhiyoga dan misa kedua yang dipimpin oleh RD. Lukas Wiganggo Samiyo. Dalam homilinya RD. Alexander Ardhiyoga juga berpesan bahwa agar kita sebagai manusia dituntut untuk bisa saling memberikan semangat, contoh, dan panutan kepada sesama umat gereja yang membutuhkan bantuan atau pertolongan kita. Namun, menurut RD. Lukas Wiganggo Samiyo bahwa Perayaan Kamis Putih mengingatkan pada tiga aspek penting dalam Gereja Katolik. Pertama, perayaan ini memperingati perjamuan terakhir Yesus yang menetapkan Ekaristi, menjadi dasar Misa. Kedua, itu adalah perayaan cinta kasih dalam pelayanan, menekankan pentingnya rendah hati dan melayani sesama seperti yang ditunjukkan oleh Yesus. Ketiga, Kamis Putih menegaskan pentingnya sakramen imamat, di mana imam melanjutkan karya Yesus dalam mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya.

Dalam perayaan Kamis Putih, diakhiri dengan perarakan sakramen mahakudus, yang nantinya setiap lingkungan di Paroki melakukan tuguran atau ibadat adorasi, mirip dengan berjaga-jaga mendampingi Yesus Kristus pada awal penderitaan-Nya saat berdoa di Taman Getsemani. Pesan yang ingin disampaikan pada malam Kamis Putih ini adalah pentingnya kita bersama-sama belajar dan peduli terhadap sesama, dimulai dari lingkungan terdekat seperti keluarga, tetangga, dan komunitas gereja kita. Sebagai umat yang meyakini keselamatan Kristus, kita patut merasa bangga dan siap untuk belajar dari contoh Yesus yang menunjukkan kerendahan hati sebagai seorang hamba.

(Artikel dan photo by Komsos Vincentius – Viktor, Tian, Melan, Jein)

Berita terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *