Tahbisan Presbiterat: Rahmat Bagi Gereja di Akhir Tahun

Pada Sabtu, 2 Desember 2023, Keuskupan Bogor mengadakan misa tahbisan. Misa dilaksakan di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Kota Wisata. Seluruh imam se-Keuskupan Bogor hadir dalam misa. Misa dirayakan secara konselebran di mana yang menjadi selebran utamanya adalah Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM.

Diakon yang ditahbiskan menjadi imam berjumlah tujuh diakon, empat diakon dari Diosesan Bogor dan tiga diakon lainnya dari Konggregasi Carmelitae Sancti Eliae (CSE). Mereka yang ditahbiskan antara lain: Diakon Ignatius Bahtiar Yusuf Tumanggor, Diakon Benediktus Raditya Wijaya, Diakon Dismas Aditya, Diakon Bartholomeus Richard Patty, Diakon Peregrinus Lutgar CSE, Diakon Chrispin Pio CSE, dan Diakon Sebastian Paulus CSE.

Menjadi imam adalah menjadi pelayan.”

Dalam homili, Mgr. Paskalis mengatakan bahwa menjadi imam adalah menjadi pelayan. Imam menerima rahmat Tuhan yakni imamat ministeria. Imam memiliki tugas utama, yakni sebagai pelayan. Dengan kata lain, kesejatian imam adalah melayani. Menjadi pelayan dapat diandaikan bahwa imam itu adalah gembala yang berbau domba. Sebagai gembala, imam hendaknya mengenal situasi umat dan satu perasaan dengan umat. Ketika umat menceritakan pengalaman sehari-hari, imam diharapkan dapat mendengar dengan baik dan ketika umat menceritakan pergumulan hidup, imam diharapkan mampu meneguhkan dan memotivasi umat.

Mgr. Paskalis mengatakan bahwa menjadi imam itu adalah menjadi pendoa. Imam adalah man of pray. Dibalik aneka pelayanan, imam diharapkan memiliki waktu untuk berdoa secara pribadi. Imam berdoa untuk dirinya dan umat. Mgr. Paskalis juga mengutip pernyataan dari Paus Fransiskus bahwa gereja sinodal (Gereja yang berjalan bersama) merupakan hal yang harus diwujudkan dalam pengalaman sehari-hari. Ketika memberikan pelayanan kepada umat, imam memohon rahmat Allah, penyertaan Bunda Maria, dan orang-orang kudus. Imam bertindak bukan dari kemauannya sendiri, melainkan ada peran serta Allah. Kemudian, semangat bermisi merupakan hal yang perlu ada dalam diri imam. Imam perlu berkaca dari pribadi Yesus. Ia memberikan pelayanan secara total. Imam diharapkan siap diutus ke berbagai karya keuskupan di keuskupan lain. Dalam lingkup masyarakat, imam itu dipandang sebagai tokoh agama. Dalam hal ini, imam menjadi Injil yang hidup. Imam menjadi pribadi yang mampu memotivasi banyak orang, termasuk didalamnya umat kristiani.

Pada bagian ritus penutup, imam-imam baru memberikan berkat perdana. Setelah mereka memberi berkat, misa ditutup oleh berkat dari Mgr. Paskalis. Selamat untuk para imam baru! Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan.

(Artikel by Frater Stanislaus Alexander)

Berita terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *