Jumat, 14 April 2023, Taman Kanak-Kanak Seminari mengunjungi dua tempat yakni Sekolah GBI (Green Bhakti Insani) dan Taman Doa Bumi Maria Sareng Para Rasul, Ciluar. Adapun yang hadir dalam kunjungan terdiri dari sembilanbelas anak dan empat guru. Terdapat beberapa anak yang belum bisa hadir dalam acara. RD. Alexander Ardhiyoga dan Fr. Stanislaus Alexander Noning turut serta hadir dalam kegiatan tersebut. Taman seminari pergi menggunakan mobil elf. Perjalanan dimulai pada pukul delapan pagi.

Destinasi pertama Taman Kanak-Kanak Seminari yakni ke sekolah GBI. Sekolah tersebut berada dekat dengan jalan menuju RS. Annisa, tepatnya di jalan Karanggan Muda No.99. Anak-anak taman seminari terlihat antusias untuk berkunjung ke sekolah. Beberapa dari mereka mengamati aneka kendaraan dan bertanya: Bunda, apakah masih jauh, saya ngga sabar melihat sekolah itu ? Setelah beberapa menit perjalanan, anak-anak pun tiba di sekolah

Sesampainya di sana, anak-anak dan para guru disambut baik oleh beberapa guru sekolah. Beberapa guru tersebut antara lain: kepala sekolah, Adinda Salsabila S.Sos, Sriyanti Spd, Windasanday Spd, dan Febrianti Ekaputri. Mereka diajak masuk ke dalam area belajar anak. Di sana para guru saling memperkenalkan diri. Mulai dari guru taman seminari, kemudian guru sekolah GBI. Setelah pengenalan para guru, acara dilanjutkan dengan penyampaian tujuan kunjungan. Ibu Ferry, selaku kepala sekolah taman kanak-kanak seminari menyampaikan bahwa tujuan dari kunjungan tersebut yakni untuk mempererat solidaritas, persaudaraan dan kesatuan sebagai anak-anak Bangsa Indonesia.

Acara dilanjutkan dengan bersama-sama menyanyikan lagu “Bhinneka Tunggal Ika”. Anak-anak terlihat antusias dalam bernyanyi. Ada yang meminta mic dari guru, ada yang mengajak teman-temannya, ada pula yang bernyanyi sambil bertepuk-tangan. Setelah bernyanyi bersama, acara selanjutnya adalah foto bersama dan penyampaian jargon.

Acara kedua yakni mengunjungi Bumi Maria Sareng Para Rasul, Ciluar. Di sana anak-anak mencari telur, berdoa, berfoto bersama, dan rekreasi. Ibu Ferry dan frater mengenalkan beberapa perhentian jalan salib kepada anak-anak. Guru-guru lain menyembunyikan beberapa telur. Setelah pengenalan, anak-anak diajak oleh para guru untuk mencari telur. Acara dilanjutkan dengan berdoa bersama di depan patung Bunda Maria. Acara ditutup dengan rekreasi. Anak-anak terlihat senang, ceria ketika bermain di sana. Ada yang bermain ayunan, petak umpet, dan melihat patung-patung perhentian jalan salib. Acara selesai pada pukul setengah satu siang.
