Perjumpaan Umat Vincentius dengan Serikat Puteri Kasih Cilincing

Persekutuan doa pilar-22 atau yang akrab kita sebut dengan P22, hari ini melakukan kunjungan ke susteran Puteri Kasih yang berada di Cilincing, Minggu 21 Agustus. Romo Alexander Ardhiyoga menggandeng P22 sebagai perwakilan umat untuk belajar spritualitas dan karya Santo Vincentius a Paulo. Harapannya, agar umat paroki Vincentius meneladani cara hidup spritualitas pelindung paroki kita, yakni Santo Vincentius.

Profil Serikat Puteri Kasih

Serikat Puteri Kasih  didirikan oleh Santo Vincentius a Paulo dan Santa Louisa de Marillac tahun 1633 di Prancis. Puteri Kasih merupakan Puteri Gereja yang menghayati semangat serta teladan Santo Vincentius A Paulo (1581-1660) dan St.Lousia de Marillac (1591-1660).

Para Suster Puteri Kasih pertama kali datang ke Jakarta tanggal 07 Agustus 1987, kehadirannya di Cilincing bertujuan untuk membantu dan meningkatkan kehidupan orang miskin diperkampungan nelayan dan sekitarnya , agar mendapatkan hidup yang layak dan mandiri serta untuk membantu karya pastoral Paroki Salib Suci sebagai pelindung komunitas Rosalie Rendu atau dikenal dengan Rumah Kerang.

Puteri Kasih hadir di 5 keuskupan; Surabaya, Malang, Jakarta, Sintang dan Banjarmasin yang melayani para Miskin dalam bidang; Pendidikan (Formal dan non formal), bidang sosial, pastoral, dan bidang kesehatan yang berupaya menanggapai bentuk-bentuk kemiskinan yang berubah seturut prioritas dan perubahan jaman.

Karya Susteran Puteri Kasih

1. Bimbingan belajar(TK-SD)

2. Poliklinik Bintang Laut

3. Tambahan gizi anak dan posyandu balita, kegiatan lansia, makanan siap saji dan menjual sembako dengan harga murah.

Juga serikat puteri kasih mengadakan kegiatan:

  • Gerakan Sadar Menabung
  • Mengadakan pelatihan kursus menjahit
  • Membuat kue kering dan basah
  • Pengadaan Refill dari bahan bekas pakai
  • Pendampingan Keluarga/ Perempuan

Dalam perjumpaan hari ini, kita saling berbagi kisah, mendengarkan juga membawa pesan dari serikat hidup kerasulan yang missioner yaitu kita bisa meneladani Bunda Maria dalam memberikan diri secara total kepada Allah, hidup dalam komunitas persaudaraan untuk melayani Kristus dalam diri orang miskin dengan rendah hati, sederhana dan penuh kasih. Melayani, mengunjungi, merawat, menjumpai mereka, sama dengan melayani, mengunjungi, merawat, menjumpai Tuhan sendiri. Inilah yang ditanamkan para suster cinta kasih yang juga kiranya kita sebagai umat paroki Vincentius mulai mencontoh cara hidup ini khususnya dalam hidup menggereja.

By: Komsos Vincentius

Berita terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *