Mengolah Sampah memerlukan Kerendahan Hati

Pada hari Jumat, 26 Februari 2022 Bpk. Antonius Wahyu Cahyono (Seksi Ekologi DPP PSVGP) mengikuti Webinar HPSN 2022 yang diadakan oleh Unisba dengan tema “Sosialisasi Aplikasi Digital Bank Sampah”

Sampah bisa menjadi masalah sosial di lingkungan tempat tinggal jika masyarakatnya sering membuang sampah sembarangan. Hal tersebut membuat lingkungan menjadi tercemar dan menyebabkan bau tidak sedap di lingkungan rumah. Tentu hal ini akan mengganggu kenyamanan dan ketentraman masyarakat.

Kita dapat menerapkan Prinsip 4R yaitu:

  • Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
    sampah yang dihasilkan.
  • Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
  • Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang- barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah
    menjadi barang lain.
  • Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-
    barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang- barang yang lebih “ramah lingkungan”. Misalnya, ganti kantong kresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan sterofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

Maka kita bisa mulai dengan memilah sampah :

  • sampah organik ( sampah dapur )
  • sampah anorganik ( botol, kaleng, plastik bening, plastik warna, kertas, emberan, bungkus sachet, selopan, kabel, dll)

Tujuan memilah sampah di antaranya :

  • akan mengurangi timbunan sampah.
  • sampah yang telah dipilah dapat bernilai ekonomi karena dapat disetor kepada bank sampah atau pengepul.
  • memudahkan proses daur ulang.

Maka bisa dirasakan saat :

  • saat kita si empunya rumah memilah sampah
  • tukang sampah mencampur kembali sampah yang sudah kita pilah

Apakah ada rasa sedih, dongkol, marah dan putus asa ? Atau hati kita tetap damai, bersahabat, tanpa rasa marah dan di dalam pikiran muncul, “Ini ada peluang saya untuk berkarya!” Saya menunjuk kepada diri kita masing- masing.

Mengelola, memilah, mendaur ulang, meningkatkan nilai dari sampah, sejatinya adalah, “mengelola, mengolah, meningkatkan nilai, emosional diri sendiri menjadi lebih berkualitas !”

Dengan menampilkan emosi yang stabil, pemikiran yang positif, karya kreatif, inovatif dari diri sendiri terhadap media sampah yg terkelola dapat bermanfaat dan berdaya tarik, itulah sebenarnya jati diri pengelolaan diri sendiri.

Pengelolaan Sampah terletak pada kualitas pemikiran serta aksi nyata kita.

Selamat menyambut masa Prapaskah dengan aksi Kelola Sampah Kelola Hati, dan kelola Emosi

Sesuai dengan tema Paskah Keuskupan Sufragan Bogor 2022 “Bangkitlah bersama Kristus untuk Menyelamatkan Bumi dan Mewujudkan Indonesia yang Toleran”

Mari kita jadikan Bumi, khususnya Indonesia sebagai Rumah Kita Bersama yang Nyaman.

@awahyucahyono_27022022

Berita terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *