Bimas Katolik Kota Depok Gelar Bimtek Untuk Para Guru Agama Katolik di Sekolah dan Paroki di Keuskupan Bogor

Bogor, Komsos

Bimas Katolik Kota Depok menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk para Guru Agama Katolik di Sekolah dan Paroki yang ada di Keuskupan Sufragan Bogor, di Rumah Sehat Alamiah CP Arca Domas, pada tanggal 11-12 November 2021. Kegiatan ini mengambil tema “Membangun Kerjasama dan Solidaritas Guru Agama Katolik di Sekolah dan Paroki Guna Meningkatkan Pelayanan Pembelajaran PAK di Kota Depok Tahun 2021”.

Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari perwakilan Katekis, Guru Sekolah dan Paroki di Keuskupan Bogor, Kesusteran di Panti Asuhan Fajar Baru, Penyuluh, dan dua orang Romo yaitu RD. Jimmy Rampengan (Paroki Matheus Depok), serta RD. Alexander Ardhiyoga (Stasi St. Vincentius Gunung Putri) serta perwakilan dari Kementerian Agama Republik Indonesia Kota Depok.

(Foto : Mery/Komsos)

Acara dimulai dengan doa pembuka yang dipimpin oleh Romo Yulius dilanjutkan dengan nyanyian lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan laporan dari Bimas Katolik Kota Depok yang disampaikan oleh Bapak Irawan Edi Sutrisno, dan sambutan dari Kementerian Agama Republik Indonesia Kota Depok yaitu Bapak H. Asnawi.
Dalam sambutannya beliau menyatakan bahwa Guru adalah pekerjaan profesional yang disebut sebagai profesi, cirinya adalah cinta pada pekerjaan, bekerja dengan full/baik, dan banyak membaca. Selain itu beliau juga menyampaikan tentang moderasi beragama.

(Foto : Mery/Komsos)

Sementara itu, Romo Yulius yang menjadi salah satu pembicara dalam acara itu, menyampaikan 5 indikator keluarga sejahtera. Pembicara lain, Bapak Sulis, berbicara tentang kurikulum PAK (Pendidikan Agama Katolik). Menurutnya, kurikulum 2013 memiliki profil pelajar Pancasila dengan ciri utama beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Ia mengaku, kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan di sekolah pengerak di SMP Global Mandiri dan SMK Metland Cileungsi. Beliau menyampaikan bahwa kurikulum baru sudah tidak menerapkan KI & KD (Kompetensi Inti & Kompentensi Dasar) yang diganti dengan Capaian Pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, lanjutnya, terdapat 4 elemen konten yaitu Pribadi peserta didik, Yesus Kristus, Gereja, dan Masyarakat. Kegiatan hari pertama ditutup dengan keterampilan membuat Rosario Bunda Penolong Abadi.

(Foto : Mery/Komsos)

Pada hari kedua, kegiatan dimulai pukul 06.00, diawali dengan Misa Nusantara yang dipimpin RD. Jimmy Rampengan sebagai selebran utama, didampingi oleh RP. Yulianus Enggo CP dan RP. Gabriel Luigi Antonelli, CP. sebagai konselebran.
Dalam homilinya, Romo Jimmy mengatakan bahwa sejatinya guru kita adalah Yesus Kristus. Karena itu, penderitan Yesus harus menjadi teladan, sehingga kita dapat melahirkan keselamatan bagi peserta didik dan setiap orang yang dijumpai.
Setelah selesai misa RP. Gabriel Luigi Antonelli, CP. yang biasa disapa Romo Gabriel, mengatakan bahwa hari ini adalah peringatan wajib Santo Yosafat sebagai pelindung katekis. Spiritnya adalah rendah hati dan totalitas, seperti saat ia ditangkap dan akan dibunuh, dengan penuh iman ia mengungkapkan “kalian menghadang saya penuh dengan hati kebencian, saya datang kepada anda dengan hati penuh kasih itulah motto para katekis”.
Menurut RP. Gabriel Luigi Antonelli, banyak tantangan yang tidak bisa dihadapi dengan ilmu yang tinggi tetapi dengan hati yang penuh kasih dan cinta.
Ketika kita melihat suatu karya yang indah, kata RP. Antonelli, kita biasanya bertanya “siapa senimannya?” Akan tetapi, orang tidak pernah menanyakan siapa seniman dari bumi ini,” sambungnya.
Ia menambahkan, ketika bumi rusak, maka kita yang harus bertanggung jawab untuk menjaga alam dan bumi ini. Yesus menderita karena cinta-Nya kepada seluruh alam semesta ini, maka kita sebagai Katekis harus membantu orang mencari seniman itu dari segala-galanya.

(Foto : Mery/Komsos)

Acara dilanjutkan dengan hiking mengelilingi kebun organik Arca Domas. Sepanjang perjalanan Romo Yulius memberikan tips hidup sehat dan menjelaskan mengenai tumbuhan organik yang bisa dimakan secara langsung. Beliau mengatakan bahwa “tubuh kita perlu oksigen yang dihasilkan oleh tanaman, karena sejatinya udara dan oksigen itu berbeda. Udara ada di mana-mana, namun hanya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

(Foto : Mery/Komsos)

Seluruh rangkaian kegiatan hari ini diakhiri dengan makan siang bersama. Kegiatan ini diharapkan dapat menjalin persaudaran, kerjasama dan solidaritas antara Guru Agama Katolik di Sekolah Swasta maupun Negeri dan Katekis di Paroki.

Berita terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *