Kemah Kebhinekaan Manifestasi Sumpah Pemuda

Dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda, Korem Bogor mengadakan Kemah Kebhinekaan Manifestasi Sumpah Pemuda, yang diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 2018. Terselenggaranya acara ini diadakan oleh team koramil dan kodim se-kabupaten Bogor, setelah kali pertama pada tahun 1928.

Peserta yang turut memeriahkan acara ini adalah, sejumlah tokoh lintas agama, ormas, menwa, relawan bela alam, dan anak muda dari berbagai agama. Acara ini diikuti oleh   beberapa kaum muda Katolik Paroki Keluarga Kudus Cibinong, yaitu Maria Ade Dewi Ahnia,Selon Gunawan, Pak Sur dan Pak Cornelius. Peserta dijemput oleh anggota TNI di PKKC pada pukul 05.00 WIB untuk kemudian berangkat menuju Korem/SK 061 Bogor. kemudian seluruh peserta tiba di lokasi kemah. Sesaat ketika sampai, anggota TNI memberi arahan kepada seluruh peserta mengenai Do dan Don’t, yang artinya apa yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan di lokasi, karena memang lokasi tersebut alam terbuka. Setelah pengarahan dan perkanalan lokasi, peserta menuju telaga saat. Telaga Saat ini sangat indah karena dipenuhi hamparan kebun teh. Seluruh peserta diberikan seragam kaos loreng layaknya TNI, untuk kemudian mengikuti upacara.

Dandrem Korem 061/SK, Mohammad Hasan, memberi amanat untuk seluruh kaum muda untuk menunjukkan bahwa kita, kawula muda memiliki semangat kepemudaan dan bisa ditunjukkan dengan mencintai alam. Ketika upacara selesai, Bupati Bogor tiba di lokasi dan memberi beberapa pengarahan.

Setelah itu, peserta mengambil velbed (tempat tidur) punya tentara, dan peserta harus memodifikasi velbed tersebut secara individual. Lalu peserta mengikuti ice breaking untuk memacu semangat mudanya. kami juga dikenalkan ilmu bela diri bernama Yong Moo Do dan kami di ajarkan beberapa gerakan dari ilmu  bela diri Yong Moo Do,untuk jaga diri. Tampaknya peserta  mulai lapar, kami diberi nasi kaleng makanan ala TNI. Disini kami kami diajarkan oleh tentara bahwa siapapun yang terlebih dahulu mengambil makanan, harus menunggu teman yang lain sampai selesai, kemudian berdoa menurut kepercayaan masing-masing, yakni sebelum dan sesudah makan.

Setelah tenaga kembali dengan santap siang, tiap pleton diberi permainan, yaitu mencari dua pos dengan titik terjal karena menaiki bukit, saat itu kabut tebal dan udara sangat dingin. Dalam permainan ini, tiap pleton diberi kompas untuk menemukan pos yang dicari. Kita juga harus hafal kode ketika sampai nantinya. Setiap 100 langkah, kita harus membidik dan mengepaskan kompas tersebut dan berjalan lagi. Hingga akhirnya sampai di pos pertama, kita bertemu dua anggota TNI dan saat itu juga mereka memberi ilmu tentang senjata, seperti cara pembuatannya, dan kegunaanya. Kemudian tentara tersebut memberi kami 10 derajat  pada kompas untuk menuju pos berikutnya. Kita sampai di pos kedua dengan jalanan yang semakin terjal. Di pos kedua, kita harus menanam pohon, Dengan tema dari Danrem Korem 061/SK yaitu ‘Menunjukkan bahwa semangat kepemudaan bisa ditunjukkan dengan mencintai alam.’

Malam tiba, seluruh peserta santap malam dengan piring prenk ala tentara. Malam itu hadir juga Forum Kerukunan Umat Beragama. Mereka memberi wejangan, dimana generasi Indonesia melakukan yang terbaik untuk negeri ini. Janganlah kita membuat ibu pertiwi menangis. Indonesia yang merupakan negara majemuk dengan berbagai jenis perbedaannya. Perbedaan ini adalah anugerah Tuhan yang luar biasa. Tuhan menciptakan perbedaan, karena Tuhan ingin tahu bagaimana hidup  itu selalu bergantung dengan sesama yang lain. Bukan saling mengolok atau menghina. Ketika wejangan tersebut masih berlangsung, tiba-tiba hujan mengguyur lokasi kami saat itu, tetapi kami tetap melanjutkan acara.

Dinginnya malam, akhirnya kami disuguhkan dengan sesi api unggun, dan doa perwakilan tiap agama, Katolik, Protestan, Islam, Budha dan Hindu. Kemudian dilanjutkan dengan sesi makrab, ramah tamah, dan live music. Live music ini dibawakan oleh anggota TNI, wah berbakat  juga ya dalam bermain alat musik dan bernyanyi.

Pagi tiba, peserta membersihkan kemah maing-masing, kemudian kami foto bersama dan bergegas menuju korem Bogor. Puji Tuhan acara ini sungguh membangun karakter kaum milenial Indonesia untuk mencintai sesama warga lainnya, janganlah kita terpancing oleh isu yang hanya menimbulkan emosi, mari kita belomba-lomba adu prestasi, lewat budaya dan kebhinekaan.

Salam sumpah pemuda,

Sumpah kita pemuda Indonesia.

Penulis    : Nissa Tumanggor

Berita terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *